Me.

Me.
My LOGO

Cinta Itu Nyata (episode 2)



  Waktupun terus berjalan, semakin hari hubungan kami semakin dekat, dekat bukan berarti suka, namun dekat hanya sebatas teman. Karena saya sadar, saat ini saya sudah punya pacar yang pastinya sangat menyayangi saya, dan begitu pula Nia, dia juga tlah memiliki pacar. Walau kami bedua sudah punya pacar, entah apa yang terjadi, saya selalu merasa nyaman saat komunikasi dengannya, saat saya tanya pun, dia juga merasa nyaman dengan saya. Alhasil kami sering komunikasi walaupun hanya by phone.
Waktu terus berjalan, sempat komunikasi kami putus beberapa, karena saya terjadi suatu masalah dengan pacar saya, dan hubungan saya dan pacar saya pun putus. Semester sudah dekat, dan kami pun sebagai mahasiswa Unand di wajibkan untuk mengikuti proses pendidikan yang namanya KKN “ Kuliah Kerja Nyata”. Saat dimana pembagian tempat sudah di tetapkan, dan saya pun di tempatkan di negeri yang sebelumnya saya belum pernah jajaki yaitu Nagari Aua Kuning kecamatan Pasaman Kab. Pasaman Barat. Saat ini lah saya sudah mulai berkomunikasi lagi dengan Nia. Pembicaraan kami pun hanya sebatas KKN. Nia yang saya tau bahwa dia dilahirkan di Kota Pariaman dan dia pun dapat tempat KKN di sekitar Pasaman yang saya tidak tau lengkap nama nagari dan kecamatannya.
Disaat saya sudah sudah mulai merasakan kesendirian, saya dikenalkan dengan “Rika”, dia seorang wanita cantik, baik, putih dan berambut pendek. Saya dikenalkan oleh adik saya yang kebetulan dia juga teman dekatnya. Rika adalah seorang gadis yang berasal dari Kota Bukittinggi. Kami awalnya hanya berkomunikasi lewat telpon. Selama ini, saya masih nyaman dan belum ada rasa apa-apa. Komunikasi saya dan Nia tetap masih biasa2 saja.
32 hari pun telah berlalu, itu berarti kebersamaan kami di tempat KKN akan usai. Suatu hari, saya diminta oleh rika untuk main ke Bukittinggi untuk bertemu. Okelah..dan saya memutuskan pergi hari sabtu. Kami pun bertemu di “Lapangan Kantin Bukittinggi”. Cukup lama bertemu, jalan-jalan di Bukittinggi, dan kami pun makan siang di sekitar “Jam Gadang” yaitu suatu tempat yang cukup menarik bagi sekalangan orang banyak, namun bagi saya hanya biasa-biasa saja. Namun, yang saya tau, Jam Gadang ini mempunyai nilai sejarah yang amat panjang pada masanya.
Entah setan apa yang merasuki tubuh ini, seiring perjalanan kami memutuskan untuk jadian alias “Pacaran”. Mungkin kedengarannya memang sangat bodoh, dan saya akui ini memang bodoh. Namun setelah pulang, saya pun kembali berfikir. Kenapa..kenapa..entahlah, sampai saat ini pun saya tidak tau harus menjawab apa. Seiring waktu, saya coba untuk menjalani hubungan ini, namun, saya sadar. Hubungan jarak jauh ini tidak akan berhasil, sebab seolah-olah hubungan yang saya jalani ini sedikit ada keterpaksaan. Oleh sebab itu, dengan berat hati saya sampaikan dengan baik-baik pada Rika dan diapun mau menerimanya walaupun saya tau bahwa dia berat untuk menjalaninya.
Alhasil, saya kembali dengan status “jomblo”, saya fokuskan untuk menyelesaikan laporan KKN yang mana ini uga sangat penting untuk nilai yang akan saya dapatkan. Bayang Nia pun kembali masuk dalam pikiran ini. Walaupun pada saat ini saya akui juga ada yang mendekati saya.
Suatu hari, saya datang ke kosan Nia yang waktu itu ada cowoknya, dan saya juga bersama “Wenny” yaitu adik angkatan yang sedang mencari kos. Di sanalah saya pertama kali melihat nia dan cowoknya. Tidak berlama-lama, saya dan wenny pun pulang. Yang sangat saya ingat, waktu itu ada luka di batang hidung Nia. Entahlah, tapi lama-lama sendiri terasa mulai bosan. Sempat suatu malam saya mengajak Nia jalan dan kami pun memutuskan duduk di “Jembatan Siti Nurbaya”, konon dikisahkan adanya kawin paksa, untuk mengenang kejadian tersebut makanya jembatan ini pun di beri nama Jembatan Siti Nurbaya.
Saya dan Nia duduk di salah satu warung ecek-ecek dan masih sangat jelas di ingatan saya bahwa saya memesan jagung bakar dan Nia memesan roti bakar.  Sembari duduk menghadap ke laut, kami terbawa suasana. Karna sudah sangat sangat dan sangat nyaman, saya punya ide untuk mengetahui perasaan yang sebenarnya yang Nia rasakan pada saya, sebab menjadi bahan pikiran buat saya bahwa biasanya seorang wanita yang telah punya pacar pasti akan menolak ajakan cowok lain. Ide saya pun saya lalui dengan sebua teka-teki dengan syarat/hukuman kalau kalah harus jawab jujur setiap pertanyaan yang saya sampaikan. Alhasil Nia pun tidak dapat menjawabnya. Tanpa berpikir panjang saya mulai menanyakan perasaan yang Nia rasakan pada saya. Dingin, diam sembari tersenyum, dan jawabannya membuat saya senang. Inilah moment nya.....bersambung 25 Agustus 2014